Selamat Datang di Blog saya,, Silakan Dibaca !!

Jumat, 14 Oktober 2011

Cēterīs Pāribus

 

Ceteris Paribus atau caeteris paribus adalah ungkapan bahasa Latin, secara harfiah diterjemahkan sebagai, "dengan hal-hal lain yang sama," atau "semua hal lain dianggap sama atau tetap konstan." Ini adalah contoh mutlak ablatif dan umumnya diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai all other things being equal ("semua hal lain dianggap sama). Sebuah prediksi, atau pernyataan tentang hubungan kausal atau logis antara dua negara urusan, yang memenuhi syarat dengan ceteris paribus dalam rangka untuk mengakui, dan untuk menyingkirkan, kemungkinan faktor lain yang bisa menimpa hubungan antara anteseden dan konsekuen.

Dalam ilmu ekonomi, istilah ceteris paribus  seringkali digunakan, yaitu sebagai suatu asumsi untuk menyederhanakan beragam formulasi dan deskripsi dari berbagai anggapan ekonomi.
Sebagai contoh, dapatlah dikatakan bahwa:
Harga dari daging sapi akan meningkat — ceteris paribus — bila kuantitas daging sapi yang diminta oleh pembeli juga meningkat.
Dalam contoh tersebut, penggunaan ceteris paribus  adalah untuk menyatakan hubungan operasional antara harga dan kuantitas suatu barang (daging sapi). Ceteris paribus di sini berarti bahwa asumsi yang diambil ialah mengabaikan berbagai faktor yang diketahui dan yang tidak diketahui yang dapat memengaruhi hubungan antara harga dan kuantitas permintaan. Faktor-faktor tersebut misalnya termasuk: harga barang substitusi (misalnya harga daging ayam atau daging kambing), tingkat penghindaran risiko para pembeli (misalnya ketakutan pada penyakit sapi gila), atau adanya tingkat permintaan keseluruhan terhadap suatu barang tanpa memperhatikan tingkat harganya (misalnya perpindahan masyarakat kepada vegetarianisme). 

Dalam keadaan seperti itu, analis seperti fisikawan, ekonom, dan psikolog perilaku berlaku menyederhanakan asumsi-asumsi untuk menyusun atau menjelaskan suatu kerangka kerja analitis yang tidak selalu membuktikan sebab dan akibat tapi masih berguna untuk menjelaskan konsep fundamental dalam bidang penyelidikan.



          Konsep Ceteris Paribus ini penting dalam ilmu ekonomi di karnakan ceteris paribus, Ini dimaksukan untuk mempertajam analisis yang diharapkan atau lebih fokus kepada pemecahan masalah yang diharapkan.
Contoh lain : Misalkan, untuk menurunkan tingkat inflasi maka peredaran uang dimasyarakat harus dikurangi sehingga tingkat keseimbangan produksi dan konsumsi akan tercapai, dengan asumsi tingkap pendapatan masyarakat adalah konstan, ceteris paribus. Dengan instrumen pajak, atau dengan menurunkan tingkat pengangguran sehingga distribusi pendapatan menyebar merata mengakibatkan kontribusi produksi juga akan mengikuti fluktuasi peredaran uang dimasyarakat sehingga tercapai "full employment". Dengan lebih banyak partisipasi masyarakat dalam produksi (artinya bekerja atau tidak menganggur) maka pertumbuhan riil dapat tercapai tanpa harus mengorbankan penurunan pendapatan masyarakat dengan menggunakan pajak. Namun suatu kebijakan diambil untuk menyelesaikan masalah maka masalah lain kemungkinan akan muncul. Ini kelemahan bahkan berbahaya menggunakan asumsi ataupun ceteris paribus. Kalau tidak bijak mengambil keputusan maka keputusan tersebut seperti tambal sulam, atau tutup lobang gali lobang. Jadi akan menjadi simalakama bagi para pengambil kebijakan yang kurang bijaksana. Untuk menutupi ketidak tahuan ini ada yang menyebut sebagai keterlibatan tangan yang tidak terlihat, misterius.
Disarankan untuk ini membaca buku ilmu ekonomi makro, terutama yang ada pembahasan dari pandangan ekonomi klasik dan modern, khususnya pandangan Keynes. Sangat relevan dengan kondisi ekonomi kita dari akibat pengambilan keputusan yang kurang tepat mengenai pandangan pertumbuhan ekonomi. Kebiasaan dikita untuk menyelesaikan masalah hanya dari presepsi satu sisi dengan tidak memperhatikan sisi yang lain. Maka yang mencuat adalah manajemen masalah sehingga dalam aplikasinya untuk menyelesaikan masalah dengan cara mengisolasi, atau memindahkan yang jadi penyebab masalah (menyalah artikan mutasi), bukan dengan Manajemen Solusi. Jadi hati-hati, atau jangan dijadikan kebiasan dalam pengambilan keputusan menggunakan ceteris paribus ataupun asumsi, hasilnya dalam jangka panjang akan terasa.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar