Ekonomi
Indonesia menyentuh Level Terendah
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada
kuartal ketiga tahun ini menyentuh level terendah sejak empat tahun terakhir
sebagai akibat dari perlambatan ekspor dan penurunan permintaan domestik. Badan Pusat
Statistik atau BPS mencatat perlambatan laju perekonomian Indonesia pada
ekonomi triwulan III-2013, ekonomi Indonesia tumbuh 5,6% dibandingkan
dengan tahun lalu, laju pertumbuhan ini lebih rendah
dari kuartal sebelumnya sebesar 5,8%.
Informasi ini
disampaikan oleh Kepala BPS Suryamin saat menggelar konferensi pers di kantor
BPS, Menurutnya, pendorong dan penghambat pertumbuhan ekonomi di kuartal III
tahun 2013 adalah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing,
kenaikan BI rate dan inflasi. jakarta, rabu (6/11).
"Pengaruh utama
melambatnya perekonomian dalam negeri adalah melemahnya rupiah terhadap dollar
Amerika Serikat yang terjadi beberapa waktu lalu," jelas Suryamin.
Suryamin menjelaskan,
pelemahan rupiah yang masih terjadi sampai saat ini dan kenaikan BI rate
beberapa kali dalam tahun 2013 sangat berdampak besar pada pertumbuhan ekonomi.
Namun, perlambatan itu masih dibantu dengan inflasi yang menurun, sehingga daya
beli masyarakat masih dapat dipertahankan dengan baik.
"Memang kondisi
seperti ini berdampak pada daya beli pasar, meskipun inflasi pada triwulan II
2013 mengalami kenaikan yang sangat tinggi. Namun inflasi tahun ini masih bisa
terkendali," jelas Suryamin.
Pertumbuhan ekonomi dari sektor lapangan usaha ditopang sektor pertanian, perikanan, dan peternakan. Ketiganya tumbuh mencapai 6,16 %, Sektor konstruksi tumbuh sebesar 3,35% ,dan sektor komunikasi 3,28%.
Pertumbuhan ekonomi dari sektor lapangan usaha ditopang sektor pertanian, perikanan, dan peternakan. Ketiganya tumbuh mencapai 6,16 %, Sektor konstruksi tumbuh sebesar 3,35% ,dan sektor komunikasi 3,28%.
"Untuk sektor perikanan dan pertanian kita ketahui mengalami
pertumbuhan karena memang itu siklus tahunan, akhir tahun terjadi musim
penghujan," jelas Suryamin.
Pada periode pelambatan
ekonomi, nilai tukar rupiah melemah hingga mencapai level Rp12.500 per USD dari
level sebelumnya di angka Rp9.000 per USD. Tidak hanya itu, untuk menjaga
likuiditas, Bank Indonesia juga beberapa kali menaikan suku bunga acuan atau BI
rate menjadi 7,25 persen dari sebelumnya di level 6 persen. (Metrotvnew.com)
Sementara itu, permintaan domestik
juga terpengaruh oleh kenaikan
harga bahan bakar minyak dan kenaikan suku bunga. Harga bahan bakar yang
naik seiring pengurangan subsidi, ini sempat memicu protes dan unjuk rasa di
sejumlah daerah.
Namun Hatta
mengatakan, koreksi pertumbuhan yang baru diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS)
itu, tidak perlu dikhawatirkan. Menurut dia, perekonomian nasional akan lebih
sehat jika pemerintah konsentrasi menstabilkan posisi current account. "Semua
mengalami koreksi ke bawah. (Pertumbuhan ekonomi) Kita masih tertinggi kedua di
dunia setelah China."
Keterangan: kalimat yang diunderline
merupakan paragraf Deduktif.
Paragraf
deduktif merupakan paragraf yang ide pokok atau kalimat utamanya
terletak di awal paragraf dan selanjutnya di ikuti oleh kalimat kalimat
penjelas untuk mendukung kalimat utama.
sangat membantu sekali informasinya, terimakasih..
BalasHapusvisit us