Selamat Datang di Blog saya,, Silakan Dibaca !!

Sabtu, 09 November 2013

Artikel mengenai perekonomian Indonesia saat ini menggunakan pola tulisan Deduktif.




Ekonomi Indonesia menyentuh Level Terendah 
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga tahun ini menyentuh level terendah sejak empat tahun terakhir sebagai akibat dari perlambatan ekspor dan penurunan permintaan domestik. Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat perlambatan laju perekonomian Indonesia pada ekonomi triwulan III-2013, ekonomi Indonesia tumbuh 5,6% dibandingkan dengan tahun lalu, laju pertumbuhan ini lebih rendah dari kuartal sebelumnya sebesar 5,8%.

Informasi ini disampaikan oleh Kepala BPS Suryamin saat menggelar konferensi pers di kantor BPS, Menurutnya, pendorong dan penghambat pertumbuhan ekonomi di kuartal III tahun 2013 adalah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, kenaikan BI rate dan inflasi. jakarta, rabu (6/11).
"Pengaruh utama melambatnya perekonomian dalam negeri adalah melemahnya rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang terjadi beberapa waktu lalu," jelas Suryamin.

Suryamin menjelaskan, pelemahan rupiah yang masih terjadi sampai saat ini dan kenaikan BI rate beberapa kali dalam tahun 2013 sangat berdampak besar pada pertumbuhan ekonomi. Namun, perlambatan itu masih dibantu dengan inflasi yang menurun, sehingga daya beli masyarakat masih dapat dipertahankan dengan baik.
"Memang kondisi seperti ini berdampak pada daya beli pasar, meskipun inflasi pada triwulan II 2013 mengalami kenaikan yang sangat tinggi. Namun inflasi tahun ini masih bisa terkendali," jelas Suryamin.

Pertumbuhan ekonomi dari sektor lapangan usaha ditopang sektor pertanian, perikanan, dan peternakan. Ketiganya tumbuh mencapai 6,16 %, Sektor konstruksi tumbuh sebesar 3,35% ,dan sektor komunikasi 3,28%.
"Untuk sektor  perikanan dan pertanian kita ketahui mengalami pertumbuhan karena memang itu siklus tahunan, akhir tahun terjadi musim penghujan," jelas Suryamin.
Pada periode pelambatan ekonomi, nilai tukar rupiah melemah hingga mencapai level Rp12.500 per USD dari level sebelumnya di angka Rp9.000 per USD. Tidak hanya itu, untuk menjaga likuiditas, Bank Indonesia juga beberapa kali menaikan suku bunga acuan atau BI rate menjadi 7,25 persen dari sebelumnya di level 6 persen. (Metrotvnew.com)

Sementara itu, permintaan domestik juga terpengaruh oleh kenaikan harga bahan bakar minyak dan kenaikan suku bunga. Harga bahan bakar yang naik seiring pengurangan subsidi, ini sempat memicu protes dan unjuk rasa di sejumlah daerah.

Namun Hatta mengatakan, koreksi pertumbuhan yang baru diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) itu, tidak perlu dikhawatirkan. Menurut dia, perekonomian nasional akan lebih sehat jika pemerintah konsentrasi menstabilkan posisi current account. "Semua mengalami koreksi ke bawah. (Pertumbuhan ekonomi) Kita masih tertinggi kedua di dunia setelah China."

Keterangan: kalimat yang diunderline merupakan paragraf  Deduktif. Paragraf deduktif merupakan paragraf yang ide pokok atau kalimat utamanya terletak di awal paragraf dan selanjutnya di ikuti oleh kalimat kalimat penjelas untuk mendukung kalimat utama.

1 komentar: